Nonbar Piala Dunia dan Iklan Extra Joss 'Dik Doank-Del Piero'
Alessandro del Piero, saat menjadi bintang iklan Extra Joss. |
RANDI, tak kuasa menyembunyikan kekecewaannya saat tim favoritnya, Inggris, dilumat oleh Jerman pada babak 16 besar Piala Dunia 2010 lalu. Sesekali, ia tertegun sembari menatap kosong ke layar lebar. Seakan tak percaya, tim yang dijagokannya harus tersingkir dengan cara tragis. Ya, tentara lapangan hijau dari negeri Ratu Elisabeth itu tak kuasa menahan laju Der Panzer, dan digilas dengan skor telak, 4 – 1.
Di samping saya, seorang lelaki paruh baya, agak tambun dan berkacamata, yang sempat semangat di awal pertandingan, pun duduk terkulai lemah. Kedua tangannya dilipat dengan menyandarkan punggungnya rapat di sandaran kursi. Tenang, setenang secangkir kopi susu di depannya yang tersisa setengah.
Sementara di bagian lain, masih di dalam salah satu ruang berukuran 8 x 6 meter, beberapa orang lainnya malah tersenyum puas. Seorang yang mengenakan t-shirt putih dengan logo tim Jerman, tak henti-hentinya berteriak kegirangan. Kontras dengan suasana hati si Randi, bapak di samping saya dan pendukung Inggris lainnya.
Ilustrasi tadi, merupakan gambaran pada nonton bareng partai Inggris vs Jerman di salah satu warung kopi (warkop) di Makassar. Sepanjang pertandingan, atmosfer warkop yang terletak di bilangan Jln. Toddopuli ini, tak ubahnya di dalam stadion. Kedua pendukung tim yang berlaga, tak segan-segan berteriak lantang saat tercipta gol, ketika terjadi pelanggaran atau sang striker gagal memanfaatkan peluang.
Bahkan, tak jarang mereka saling menghujat. Sang pengadil lapangan, pun tak jarang diteriaki saat mengambil keputusan yang merugikan tim yang dibela. Saya, yang tak mendukung salah satu tim yang sedang berlaga, pun bisa merasakan ‘panasnya’ atmosfer pertandingan. Bahkan, sempat khawatir terjadi ricuh antar kedua pendukung. Untungnya, hingga pertandingan berakhir, kekhawatiran saya tak terbukti. Pendukung Jerman berpesta, sementara pendukung Inggris lebih banyak terdiam, larut dalam kekecewaan.
Nonbar Piala Dunia, ternyata tak hanya di warkop-warkop yang menghiasi tiap sudut kota Makassar. Sedikit lebih elit, nonton bareng pesta sepakbola sejagat ini juga digelar di beberapa tempat hiburan malam (THM). Salah satunya di Botol Music, pub yang merupakan bagian dari Quality Hotel.
Berbeda di warkop, menikmati tayangan Piala Dunia di pub ternyata jauh lebih nyaman. Tak hanya ‘nyaman’ secara tempat dan fasilitas, tetapi juga terasa ‘nyaman’ dengan suguhan konsep full entertainmet berupa hiburan live music serta goyangan dancer-dancer yang cantik. Selain itu, penonton yang beruntung bisa mendapatkan aneka door prize yang disediakan pengelola pub bekerjasama dengan sponsor.
Kenikmatan nonton bareng Piala Dunia, juga terasa di D’ Liquid CafĂ©. THM yang berada di Hotel Clarion ini, juga menyajikan gelaran nonton bareng dengan konsep full entertainment. Menariknya, tak sekadar nonton, pengelola D’ Liquid juga memanfaatkan momen Piala Dunia kali ini untuk penggalangan dana bagi klub sepakbola setempat, PSM Makassar.
Piala Dunia, memang tak lagi sekadar pertarungan tim-tim sepakbola dari berbagai negara di lapangan hijau. Tetapi, lebih dari itu, aksi-aksi para pemain sepakbola dunia ini seolah menjadi sihir global dengan daya magis tinggi. Ketika Miroslav Klose atau Gonzalo Higuain sukses mencetak gol, euforia itu pun menjalar ke seluruh dunia. Atau ketika para pemain-pemain Prancis dan Italia, dua tim favorit yang terdepak lebih awal, tertunduk lesu di akhir pertandingan, menghadirkan kekecewaan pendukung mereka di seluruh dunia.
Tak salah, jika tayangan Piala Dunia yang ditasbihkan sebagai pesta sepakbola terbesar sejagat, menjadi tontonan paling mengasyikkan, meski juga terkadang menyakitkan. Apalagi, kalau dinikmati dengan cara nonbar, alias nonton bareng, bukan sebaliknya, nonton baring.
Ironisnya, kita, bangsa Indonesia, hanya bisa menjadi ‘penonton setia’ di setiap perhelatan Piala Dunia. Jangankan membayangkan Laskar Merah Putih berlaga di ajang sebesar Piala Dunia, antar negara Asia, bahkan se-Asia Tenggara pun, tim nasional Indonesia masih tertatih.
Dan, pertanyaan Dik Doank saat menjadi bintang iklan salah satu minuman berenergi pada momen Piala Dunia delapan tahun lalu yang digelar di Korea dan Jepang, entah sampai kapan terjawab. Ya, ‘kapan Indonesia masuk Piala Dunia?’. [Sapriadi Pallawalino/Foto: id.totalbola.com]
Komentar
Posting Komentar