Catering Melati: Terima Order Sampai Luar Sulsel

-
BERAWAL dari hobi memasak, H. Lukman AR. Gassing merintis bisnis catering sejak tahun 1992. Dengan menu masakan yang bervariasi, mulai dari masakan lokal, nasional dan internasional, perlahan nama Catering Melati yang dikelolanya mulai berkibar. Tak hanya di Makassar, beberapa even dan hajatan yang digelar di kabupaten/kota di Sulsel pun tertarik menggunakan jasanya. Bahkan, sampai ke luar Sulsel.
“Untuk dalam kota, biasanya kami menerima orderan berupa even hajatan, pernikahan, ulang tahun dan wisuda. Sementara untuk luar kota dan daerah, umumnya even-even pelantikan dan acara-acara pemerintahan,” tutur H. Lukman kepada Supershop Magazine, saat ditemui di kantornya di bilangan Jln. Sungai Saddang IV, Rabu 11 Agustus 2010 lalu.
Berbagai menu yang ditawarkan antara lain makanan khas Makassar seperti Coto Makassar, pallubasa, konro dan ikan bakar, masakan-masakan nasional seperti mie goreng Jakarta, ayam cabik mente, udang asam manis, serta aneka masakan internasional, termasuk aneka salad dan steak.
Meski tak memungkiri persaingan di bidang usaha catering yang semakin pesat, ia tetap optimis mampu bertahan dan mengembangkan Catering Melati.
“Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjaga dan mempertahankan citarasa masakan serta memberikan pelayanan yang terbaik. Tidak mengurangi racikan bumbu walau terdapat selisih harga dan kita memang mempunyai racikan masakan yang tidak dimiliki tempat lain,” ungkap H. Lukman, yang masih kerap turun langsung meracik masakan bersama asistennya.
Selain itu, dengan supplier bahan masakan dan daging yang tetap, pria yang pernah berguru hingga luar negeri, seperti Thailand dan Singapura ini berani menjamin kualitas masakannya terjaga.
Sediakan Paket Ramadhan dan Lebaran
Sepanjang bulan Ramadhan, ia pun menyediakan paket Ramadhan bagi pelanggannya, dengan menu dan harga bervariasi. Di samping itu, untuk Lebaran, ia juga telah menyiapkan menu spesial.
“Untuk paket Ramadhan, kami tawarkan mulai dari Rp25.000 sampai Rp33.000 per orang, dan paket umum mulai dari Rp22.000 sampai Rp30.000 per orang, dengan minimal pesanan 50 orang. Selain itu, juga tersedia air kemasan Catering Melati bagi pelanggan,” imbuh H. Lukman. [Sapriadi Pallawalino/Foto: Ayatullah R. Hiba]
Racik Makanan di Tempat
MELAYANI pelanggan di luar kota, termasuk di luar Sulsel bukan menjadi masalah bagi Catering Melati. Menurut H. Lukman, untuk menjaga agar masakan tetap segar saat dihidangkan, maka ia memilih meracik makanan langsung di lokasi. Salah satunya, ketika Catering Melati menerima orderan di Nunukan, Kalimantan Timur.
“Kami membawa bahan yang diperlukan dengan mobil dan kapal, yang selanjutnya diolah di lokasi. Tentu saja dengan harga yang berbeda. Selain itu, untuk luar kota dan daerah, 2 atau 3 minggu sebelum acara sudah diorder,” kata H. Lukman.
Rencananya, dalam waktu dekat ini ia juga membuka cabang Catering Melati di Bone, untuk meng-cover wilayah Bone, Soppeng dan Wajo. [adi]
Buka RM Phinisi Nusantara di Surabaya
DI samping mengelola Catering Melati, H. Lukman juga membuka usaha rumah makan di Surabaya, dengan R.M. Phinisi Nusantara, yang terletak di daerah Jln. Mayjen Sungkono.
“Untuk rumah makan, kami khusus menyajikan masakan-masakan khas Makassar, seperti coto, pallubasa, konro dan ikan bakar. Sebab, Surabaya merupakan salah satu kota yang memiliki banyak warga perantau dari Sulsel,” katanya. [adi]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puak Poi dan Jiam Si, Sarana Meminta Petunjuk dari Sang Dewa

-
Gambar
Tahun ini, pengurus Vihara Ma Co (Ibu Agung Bahari), memutuskan tidak mengikuti arak-arakan Cap Go Meh sebagai rangkaian perayaan Imlek, setelah sebelumnya mendapat petunjuk dari Dewi Ma Co melalui serangkaian ritual Puak Poi. Ketua Vihara Ibu Agung Bahari, Soedirjo Aliman (Jen Tan), mengatakan, bahwa berdasarkan ritual yang dilakukan pengurus kepada patung Dewi Ma Co, diputuskan untuk tidak mengikuti arak-arakan Cap Go Meh. “Setelah melakukan ritual Puak Poi bersama dua pengurus lainnya, kami memutuskan tidak mengikuti arak-arakan dewa-dewi Cap Go Meh pada perayaan Imlek kali ini,” tutur Jen Tan, didampingi Sekretaris Vihara Ibu Agung Bahari, Frans Heming, beberapa waktu lalu. Puak Poi, merupakan rangkaian ritual umat Tri Dharma (Buddha, Konghucu, dan Tao) untuk meminta persetujuan dari sang Dewa. Pelaksanaan ritual puak poi umumnya dilakukan oleh tokoh yang dituakan, seperti pengurus masing-masing vihara dan klenteng. Sebelum pelaksanaan ritual puak poi, terlebih dulu dilakuka
Baca selengkapnya

Emmy Wijaya, Direktur Utama PT. Sumber Sentuhan Emas

-
Gambar
Eksis di Tengah Krisis Krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1998 lalu, menjadi salah satu mimpi buruk yang melanda negeri ini dan menjadi kuburan bagi sejumlah pengusaha di tanah air. Anjloknya nilai tukar rupiah serta berbagai insiden sosial politik yang menandai lengsernya era Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto, membuat iklim usaha tersendat. Hal itu pun dirasakan oleh Emmy Wijaya, Direktur Utama PT. Sumber Sentuhan Emas, yang bergerak di bidang developer , kontraktor, real estate dan perdagangan umum. Namun, itu tidak lantas membuat usahanya mandek. “Malah, saya merasa momen itu saat-saat yang menguntungkan. Sebagian karyawan yang di-PHK, memilih berinvestasi rumah melalui pembelian tunai dari pesangon yang diterimanya,” kisah Emmy Wijaya, saat ditemui di kantornya, pertengahan Januari lalu. Merintis usahanya sejak 1993 lalu, wanita kelahiran Makassar, 28 Februari 1961 ini mengaku tidak mempunyai backgorund di bidang developer . Ia hanya mencoba mengambil kese
Baca selengkapnya

Hendri Oei, PT. Nathania Furniture

-
Gambar
Kepakkan Sayap Bisnis di Makassar Perkembangan pesat Kota Makassar beberapa tahun terakhir cukup mampu menarik sejumla h investor untuk mengepakkan sayap bisnisnya di Makassar. Salah satunya, Hendri Oei, dari PT. Nathania Furniture. Menurutnya, Makassar sebagai salah satu kota besar di Kawasan Timur Indonesia (KTI) memiliki potensi bisnis yang menjanjikan. “Makassar merupakan kota besar dengan perkembangan yang pesat. Khusus produk furniture , saya melihat berbagai merek sudah ada di sini. Namun, kami optimis produk-produk kami, seperti Siantano dan Equity bisa diterima oleh masyarakat di Makassar. Sebab, mereka memiliki berbagai kelebihan dari segi design, harga serta kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk pesaing,” ujar Hendri saat ditemui di Restoran Bambuden, akhir Januari lalu. Hen d r i mengaku masih asing dengan Makassar. Meski sudah dua kali menginjakkan kaki di Kota Daeng, namun keterbatasan waktu membuatnya tidak sempat menjelajahi lebih jauh k
Baca selengkapnya