Keuangan Sehat Pra dan Pasca Lebaran

MERAYAKAN Lebaran memang bisa membuat pengeluaran membengkak bahkan sampai lebih dari 100 persen dari pengeluaran di hari-hari biasa. Bukan saja karena maraknya kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok, namun juga volume pembelian yang meningkat. Maklumlah, perangai kebutuhan memang cenderung menjadi konsumtif khusus untuk menyambut hari istimewa tersebut. Kalau begitu, daripada menyesal kemudian tak berguna, lebih baik kita fokus bagaimana agar keuangan kita tetap sehat, baik pra maupun pasca Lebaran.

Atur Belanja Lebaran Dengan Cermat

Kebanyakan orang sudah tahu apa saja pengeluaran rutin bulannya, sehingga tidak menemui banyak kesulitan dalam membuat anggaran bulanan. Asalkan total pengeluaran rutin selalu lebih kecil dari gaji , maka minimal Anda tidak perlu defisit. Sedangkan dalam membuat angggaran lebaran, memang berbeda dengan anggaran rutin bulanan. Sebab ada beberapa pos pengeluaran lebaran yang tidak ada pada bulan-bulan biasa. Inilah gunanya THR (Tunjangan Hari Raya), yang fungsinya adalah membayar pengeluaran ekstra karena perayaan Lebaran.

Ada 4 pos pengeluaran lebaran yang sebaiknya Anda anggarkan, antara lain :

  • Pos amal, termasuk zakat, infaq, sedekah, dan hadiah lebaran. Zakat adalah kewajiban tiap umat Islam yang mampu. Sehingga pembayarannya harus diprioritaskan dari pos pengeluaranyang lain. Besarnya zakat sudah ditentukan besarnya misalnya 2,5 persn dari penghasilan, agar perhitungannya lebih tepat sebaiknya minta bantuan dari Badan Amal Zakat setempat. Infaq dan sedekah tidak wajib namun sangat dianjurkan. Jika Anda juga terbiasa memberikan hadiah lebaran berupa uang, THR kepada pembantu rumah tangga, baby sitter, sopir pribadi atau kepada sanak saudara yang kurang mampu, buatlah daftar kepada siapa dan berapa jumlahnya hadiah lebaran yang diberikan.
  • Pos makanan dan minuman. Untuk makanan utama sediakanlah dalam jumlah sesuai anggota keluarga untuk 2 hari, dengan catatan masakannya awet. Maklumlah perayaan 2 hari lebaran ibu-ibu mungkin kecapaian, dan ingin ”libur masak”. Lagipula umumnya toko dan pasar tutup semua. Untuk makanan suguhan seperti kue kering sediakan 2 atau 3 jenis yang awet minimal 1 minggu. Umumnya makanan suguhan tidak langsung habis, jadi bisa disediakan untuk beberapa tamu yang datang. Ada juga kebiasaan memberikan makanan hantaran sehari sebelum lebaran, atau saat hari H ke rumah mertua atau saudara. Makanan hantaran ini bisa diambil dari makanan utama.
  • Pos busana dan perlengkapan ibadah. Wajar sekali jika setahun sekali kita membeli baju baru atau mengganti perlengkapan ibadah yang lama. Mungkin gaji bulanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ini. Adanya THR, berarti ada dana di luar gaji yang bisa dianggarkan untuk membeli baju baru.
  • Pos lain-lain. Buat yang mudik, maka THR bisa menjadi sumber dana pulang kampung yang bisa digunakan. Tentu saja setelah dikurangi pos utama yaitu zakat, infaq dan sedekah, maka barulah sisanya bisa digunakan untuk mudik. Karena berlebaran di kampung, maka pos pengeluaran nomor 2 yaitu makanan bisa lebih Anda hemat. Kelebihan ini bisa dialokasikan sebagai dana cadangan selama mudik. Sehingga jika terjadi pengeluaran tak terduga selama dalam perjalanan dapat di-cover dari dana cadangan ini. Buat Anda yang tidak mudik dan berlebaran di rumah, maka pos lain-lain bisa dialokasikan untuk mengecat ulang re-dekorasi rumah sampai renovasi rumah. Membuat rumah dengan tampilan baru belakangan walau nyaris masih menjadi tradisi lebaran. Namun tidak ada kewajiban melaksanakannya. Kalaupun Anda tidak mudik juga tidak ada recana renovasi rumah, sebaiknya simpan saja kelebihan uang THR Anda. Jangan dibelanjakan semua, karena disetorkan untuk menambah tabungan lebih baik, bukan ?

Tanggal Gajian Masih Lama

Perhatikan kalender anda, perhatikan bahwa Hari Raya Idul Fitri tahun ini jatuh pada tanggal 10-11 September 2010. Nah, jika rata-rata gajian orang diterima tanggal 25, akibatnya kita bisa kesulitan likuiditas. Penyebabnya pengeluaran habis-habisan untuk belanja kebutuhan hari raya menyebabkan THR cepat tamat riwayatnya. Akibatnya, untuk keperluan lebaran harus mengambil gaji, yang seharusnya hanya digunakan untuk keperluan rurin harian sampai tanggal gajian berikutnya.

Apa yang harus dilakukan ? Bagaimana kita bisa bertahan sampai selama itu. Agar kondisi keuangan anda fit kembali pasca lebaran, mari kita lakukan financial check up sebagai pemanasan :

  • Hitung jumlah dana bulanan anda : periksa saldo rekening gaji anda juga suami atau istri anda (jika bekerja). Jumlah dan yang ada inilah yang akan di gunakan sampai tanggal gajian berikutnya.
  • Hitung jumlah jumlah seluruh tagihan bulan ini. Bayar seperti biasa, bahkan jika jumlahnya lebih besar dari bulan kemarin. Masalah akan terjadi jika total tagihan lebih besar dari pemasukan. Kemungkinan anda harus memangkas beberapa pembelanjaan bulan ini. Jangan ragu-ragu melakukannya. Toh anda sudah cukup bersenang-senang bulan lalu kan.
  • Lakukan stock opname dari persedian barang kebutuhan pokok anda. Minuman & makanan kaleng, kue kering lebaran, frozen food, makanan instan adalah jenis barang yang umumnya tersisa pasca lebaran. Periksa dan catat barang apa saja yang sudah ada agar anda tak perlu membeli lagi dan mengeluarkannya dari daftar belanja anda bulan ini. Ini juga berlaku untuk jenis pembelanjaan yang lain. Intinya, jika anda sudah membeli sepasang sepatu baru bulan lalu, anda benar-benar tidak perlu membeli lagi bulan ini.

[Mike Rini Sutikno CFP - Perencana Keuangan, Penulis Buku]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puak Poi dan Jiam Si, Sarana Meminta Petunjuk dari Sang Dewa

Emmy Wijaya, Direktur Utama PT. Sumber Sentuhan Emas

Hendri Oei, PT. Nathania Furniture