Najamuddin, Pengelola Rumah Makan Ulu Juku

Resep Lokal, Favorit Warga Tionghoa

Ulu juku, dalam bahasa Makassar berarti kepala ikan. Ya, sesuai dengan namanya, Rumah Makan Ulu Juku memang menyajikan berbagai racikan masakan khas dari kepala ikan. Antara lain Pallumara Ulu Juku, Gulai Ulu Juku, Sup Ulu Juku dan Goreng Ulu Juku.

“Rumah Makan Ulu Juku pertama kali dibuka pada tahun 2005 di Jalan Abdullah Daeng Sirua. Namun, mengingat tingginya respon masyarakat, kami kemudian memutuskan membuka cabang di Jalan Pettarani,” ujar Najamuddin, salah seorang pengelola R. M. Ulu Juku, beberapa waktu lalu.

Pria kelahiran Selayar, 29 Desember 1972 ini, menuturkan, bahwa bisnis kuliner yang dilakoninya tersebut sudah dimulai sejak duduk di bangku kuliah. Bersama tiga rekan lainnya, yakni Ahmad Hidayat, Rahmin Nurma dan Nursida, awalnya mengelola warung bakso sejak tahun 2000. Karena merasa tak puas, mereka kemudian membuka rumah makan yang menyajikan menu lokal khas Makassar, yakni makanan berbahan dasar kepala ikan.

"Dan ternyata, respon masyarakat sangat tinggi, baik itu masyarakat umum maupun kalangan profesional. Bahkan, menu makanan ulu juku ini juga menjadi favorit warga Tionghoa,” ujar Najamuddin.

Hingga kini, selain di Makassar, R. M. Ulu Juku juga telah membuka cabang di Luwu Utara dan Palopo. Pada akhir tahun ini, mereka juga merencanakan untuk membuka cabang di Jalan Racing Centre dengan gedung berlantai lima.

“Saat ini, pembangunan gedungnya sudah hampir rampung. Nantinya, selain sebagai rumah makan, kami juga menyediakan ruangan pertemuan dan ruang hiburan bagi para pelanggan dan konsumen,” ujar Najamuddin, didampingi Manajer R. M. Ulu Juku, A. Wahyudi, S.T.

Mengenai kiatnya dalam mempertahankan kepercayaan pelanggan dan konsumen, alumni S1 Kependidikan UNM ini mengaku tetap menjaga kualitas dan cita rasa yang khas pada masakannya. Di samping itu, dalam mengelola bumbu makanan khas Makassar ini, pihaknya senantiasa menggunakan bahan-bahan alami. [Sapriadi Pallawalino]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar