H. Sangkala (Cui), Pengusaha Pengolahan Telur Ikan Terbang
Daerah pesisir Galesong, Kabupaten Takalar sejak lama sudah dikenal sebagai pusat pengolahan telur ikan terbang (dalam Bahasa Makassar dikenal dengan nama ikan tuing-tuing). Sebagian besar warga di wilayah tersebut berprofesi sebagai nelayan. Uniknya, sebagian dari mereka merupakan warga Tionghoa peranakan yang sudah lama bermukim di Galesong.
“Usaha pengolahan telur ikan terbang sudah berlangsung sejak lama di Galesong. Awalnya, usaha pengolahan telur ikan terbang ini dirintis oleh warga Tionghoa peranakan, kemudian diikuti oleh masyarakat setempat,” ujar H. Sangkala, belum lama ini.
H. Sangkala yang punya nama Tionghoa, Cui, menuturkan bahwa dalam sehari, usahanya yang mempekerjakan sekitar 50 karyawan mampu menghasilkan 1 ton telur ikan terbang. “Selanjutnya, telur ikan terbang itu dikemas dalam karung yang kemudian siap di ekspor ke beberapa negara, seperti Korea, Jepang, Singapura dan Taiwan,” urai H. Sangkala.
Omzetnya pun terbilang besar. Ekspor 20 ton telur ikan terbang mampu mencapai nilai penjualan Rp 5 milyar. Apalagi, kata H. Sangkala, sejak tahun 2006, investor asal Korea menanamkan modal sebesar Rp 2 miliar untuk usaha pengolahan telur ikan terbang di Galesong.
Di Jepang, selain untuk dikonsumsi, telur ikan terbang juga digunakan untuk obat-obatan. Telur ikan terbang mengandung karagenan yang juga banyak di terkandung dalam rumput laut. [Sapriadi Pallawalino/Foto: ist]
Gammara mentongi nenekku
BalasHapus