Ricardo dan Rheinald; Dua Bersaudara Penggemar Ikan Koi
Keindahan dan keunikan ikan koi tidak hanya memikat penghobi dari kalangan dewasa. Anak-anak kecil pun dibuat jatuh hati dengan ikan asal Negeri Sakura tersebut.
---------------------------------------
Jam dinding di kantor menunjukkan pukul 17.00. Tak seperti biasanya, usai check lock, penulis langsung bergegas pulang ke rumah. Sore itu, Jum’at, 22 Januari, penulis telah membuat janji wawancara dengan salah satu pengusaha ikan koi di ranah Kota Daeng ini.
Namun, sore itu, lagi-lagi macet di ruas Jln. Sultan Alauddin, menghambat perjalanan, tepatnya di depan Pasar Pabaeng-baeng. Sekitar 15 menit kemudian, penulis akhirnya sampai di salah satu rumah, yang dikelilingi tembok pagar tinggi. Di pintu gerbang, sebuah lukisan beberapa ikan koi berlatar biru begitu mencolok. Di bagian tengah pintu gerbang, sebuah bel yang menjadi isyarat bagi tamu yang akan berkunjung.
Sejenak, beberapa detik setelah memencet tombol bel, pintu gerbang dibuka. Dari dalam, seorang bocah menghampiri penulis. “Cari siapa, Kak? Bapakku tidak ada karena lagi keluar. Kalau mau beli ikan, masuk mi lihat-lihat dulu,” sapa seorang bocah kepada penulis sambil menenteng bola.
Penulis bergegas masuk. Mengamati setiap sudut tempat penangkaran ikan koi yang terletak di halaman rumah sang pemilik. Terdapat sepuluh kolam, dengan berbagai ukuran dan jenis ikan koi. “Ini ikan Tancho saya yang pernah menang kontes di Jakarta,” sambung bocah yang bernama Rheinald (5 tahun), sambil menunjuk salah satu ikan koi di kolam.
Dia kemudian mengajak penulis melihat ikan-ikan koi tersebut di kolam lainnya. Dengan lincah dan polos, ia bercerita tentang kesukaannya terhadap ikan koi. “Saya suka ikan koi karena bintiknya cantik-cantik dan lucu. Tapi kalau Bapak ikut kontes di mal-mal, saya tidak dikasih ikut karena selalu minta dibelikan sesuatu,” ujarnya dengan gaya khas kanak-kanak.
Sang kakak, Ricardo (12 tahun), kemudian menghampiri penulis. “Iya kak, saya dan adik memang suka ikan koi dan sering memberi makan ikan bersama-sama. Selain itu, Bapak juga sering mengawinkan ikan koi di sini,” jelas siswa kelas I SMP Katolik Rajawali itu. Keduanya adalah putra David, salah seorang pengusaha ikan koi di Makassar.
Ikan koi yang dikawinkan, lanjut Ricardo, dipisahkan ke dalam kolam tertentu. Dalam proses tersebut, tiga ekor ikan koi jantan ditempatkan satu kolam dengan seekor ikan koi betina. Sebelum dikawinkan, ikan koi itu disuntik terlebih dahulu. “Nggak tahu juga kak. Mungkin biar ikannya sehat,” ujar Ricardo polos, saat ditanya perihal penyuntikan terhadap ikan yang akan dikawinkan.
Menurut Ricardo, sepulang sekolah, dia selalu bermain-main di sekitar kolam tempat penangkaran ikan koi bersama adiknya. Sebelum dan setelah pulang sekolah, dia selalu memberi makan ikan-ikan koi tersebut. “Tapi kalau ada kolam ikan yang lagi kosong, biasa kami jadikan kolam renang,” ujar Ricardo, yang kelak bercita-cita menjadi pengusaha ikan koi., mengikuti jejak ayahnya. [Sapriadi Pallawalino]
Komentar
Posting Komentar