Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Perpustakaan dan Arsip Daerah Wajo di Pekan Perpustakaan Nasional

Tampilkan Naskah-naskah Kuno, Dikagumi Pengunjung asal Korea Pekan Perpustakaan Nasional yang digelar di Mall Ratu Indah (MaRI) Makassar berakhir, Minggu 21 Maret lalu. Pameran yang dimulai sejak Rabu, 17 Maret merupakan pameran perpustakaan nasional pertama di Indonesia. Pameran yang dibuka oleh Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo itu dihadiri beberapa perpustakaan dari beberapa provinsi, seperti Banda Aceh, Belitung, Riau, NTB dan daerah lainnya. Selain itu, beberapa perpustakaan kabupaten kota di Sulsel pun turut serta pada Pekan Perpustakaan Nasional tersebut, antara lain Sidrap, Selayar, Bone, Wajo, Toraja Utara, dan beberapa perpustakaan institusi di Kota Makassar . Petugas perpustakaan dan arsip daerah Kabupaten Wajo, Gazali, mengungkapkan, sangat merespon penyelenggaraan Pekan Perpustakaan Nasional tersebut. Menurutnya, kegiatan ini menjadi momen mengangkat budaya-budaya lokal yang ada di daerah-daerah. “Ini sejalan dengan misi pemkab Wajo. Pameran ini m

Mempertahankan Eksistensi Makassar sebagai Kota Tujuan MICE

Gambar
Pemerintah Lebih Agresif, EO Harus Lebih Kreatif Dalam kurun lima tahun terakhir, penyelenggaraan MICE di Makassar menggeliat. Tak hanya berskala lokal, MICE berskala Internasional pun banyak digelar di Kota Anging Mammiri ini. ------------------------- Mengembangkan sektor pariwisata, kini tak lagi sekadar bertumpu pada paket liburan. Maraknya penyelenggaraan meeting, incentives, convention dan exhibition memunculkan semangat baru promosi wisata. Di beberapa tempat, penyelenggaraan MICE menjadi penggerak utama roda pariwisata sekaligus memberi sumbangsih bagi daerah penyelenggara. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga, tak memungkiri kalau selama lima tahun terakhir, tingkat hunian hotel-hotel di Makassar didominasi oleh peserta MICE. Baik penyelenggaraan MICE dari segmen gover nment lokal, maupun dari pasar-pasar nasional dan internasional. “Dalam kurun lima tahun terakhir, sekitar 55 persen dari tingkat hunian hotel memang didominasi

Toko Roti Dona Dony

Gambar
Berawal dari Hobi, Pelopor Travelling Service Menjadikan hobi sebagai lahan bisnis bukan hal mustahil. Malah, selain menyalurkan kesenangan, juga dapat meraup profit yang menjanjikan. --------------------------------------------------- Berawal dari hobi membuat aneka kue dan roti, Ang Hoa Suan (54 tahun) mencoba mengadu peruntungan dengan berjualan roti. Tahun 1992, ia mulai merintis usahanya dengan membuka kedai roti di rumahnya di bilangan Jln. Tekukur. Meski serba sederhana dengan jumlah produksi dalam skala kecil, namun perlahan roti buatan Ang Hoa Suan mulai dikenal warga Makassar pada saat itu. Melalui mulut ke mulut, kedai roti Suan yang diberi nama Dona Dony pun mulai ramai dikunjungi para pembeli. Melihat prospek cerah tersebut, ia kemudian berpikir untuk menjajakan roti buatannya di tempat yang lebih lapang dan strategis. Sekitar tahun 1997, ia memilih lokasi berjualan di bilangan ruas Jln. Cenderawasih. Aneka roti yang ditawarkan, antara lain roti tawar, roti bal

Warna-warni Imlek 2010

Gambar
Imlek, semakin membumi. Tak hanya warga Tionghoa, masyarakat lainnya pun turut larut dalam kemeriahan Imlek yang digelar sepanjang Februari lalu. -------------------------- Sejatinya, Imlek merupakan perayaan tahun baru etnis Tionghoa. Namun, seiring pembauran dan kebebasan perayaan Imlek secara terbuka oleh mantan Presiden RI ke-4, alm. K. H. Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur, kemeriahan Imlek pun dapat dirasakan masyarakat umum. Nuansa dan aneka pernak-pernik Imlek tiap tahun tak lagi sebatas menghiasi klenteng dan vihara, tetapi juga tempat-tempat umum lainnya, seperti pusat perbelanjaan, hotel-hotel, tempat-tempat hiburan dan sebagainya. From China with Love Jauh-jauh hari sebelum perayaan Imlek yang jatuh pada Minggu, 14 Februari lalu, nuansa Imlek sudah terasa di beberapa pusat perbelanjaan. Berbagai pernak-pernik khas Imlek yang kental dengan nuansa merah dipasang di tiap-tiap sudut mal-mal di Makassar , antara lain hiasan lampion dan naga, boneka m

Sui Mo Zhu Fu, Syukuran Akhir Tahun untuk Kemanusiaan

Gambar
--> Membantu sesama, tak harus mengeluarkan dana berlimpah sekaligus. Sekumpulan uang receh pun, bisa menjadi cukup berarti bagi masyarakat yang membutuhkan. ---------------------------------------- Menjelang Tahun Baru Imlek 2561 lalu, sekitar 200-an anggota Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar menggelar prosesi Sui Mo Zhu Fu, yakni syukuran akhir tahun. Prosesi ini merupakan wujud syukur atas keberhasilan melalui satu tahun tanpa ada hambatan serta menjadi titik awal memperbarui diri untuk mengarungi satu tahun ke depan dengan kehidupan yang lebih baik. Berbeda dengan perayaan Imlek yang dilaksanakan mulai tanggal 1 bulan 1 hingga tanggal 15 bulan 1 penanggalan Imlek, prosesi Sui Mo Zhu Fu dilakukan mulai tanggal 15 – 30 bulan 12 penanggalan Imlek. “Sui Mo Zhu Fu merupakan tradisi syukuran akhir tahun di kalangan Yayasan Buddha Tzu Chi. Selain sebagai ungkapan rasa syukur, Sui Mo Zhu Fu juga memberi kesempatan bagi anggota Yayasan Buddha Tzu Chi u

Hendri Oei, PT. Nathania Furniture

Gambar
Kepakkan Sayap Bisnis di Makassar Perkembangan pesat Kota Makassar beberapa tahun terakhir cukup mampu menarik sejumla h investor untuk mengepakkan sayap bisnisnya di Makassar. Salah satunya, Hendri Oei, dari PT. Nathania Furniture. Menurutnya, Makassar sebagai salah satu kota besar di Kawasan Timur Indonesia (KTI) memiliki potensi bisnis yang menjanjikan. “Makassar merupakan kota besar dengan perkembangan yang pesat. Khusus produk furniture , saya melihat berbagai merek sudah ada di sini. Namun, kami optimis produk-produk kami, seperti Siantano dan Equity bisa diterima oleh masyarakat di Makassar. Sebab, mereka memiliki berbagai kelebihan dari segi design, harga serta kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk pesaing,” ujar Hendri saat ditemui di Restoran Bambuden, akhir Januari lalu. Hen d r i mengaku masih asing dengan Makassar. Meski sudah dua kali menginjakkan kaki di Kota Daeng, namun keterbatasan waktu membuatnya tidak sempat menjelajahi lebih jauh k