Kemawa – Hipermawa Halal bi Halal di Hotel Sahid
Ketua Umum Kemawa, Yaksan Hamzah, dalam sambutannya, mengatakan, bahwa organisasi yang menghimpun masyarakat Wajo di perantauan ini termasuk organisasi yang sudah lama dan terbentuk sejak 54 tahun lalu. Meski demikian, kata mantan Kadispenda Sulsel tersebut, hingga saat ini Kemawa belum meng-cover semua warga perantauan, baik yang bermukim di Makassar maupun di tempat lain di luar Kabupaten Wajo.
“Harus diakui, jumlah masyarakat Wajo banyak yang berkiprah di luar Wajo. Namun, kami kesulitan menginventaris karena masalah data-data yang belum lengkap. Sehingga ke depan, kami berusaha untuk mendata masyarakat Wajo perantauan untuk bergabung dalam keanggotaan Kemawa,” ujar Yaksan.
Yaksan menambahkan, Kemawa saat ini sedang mengelola beberapa program usaha. Di antaranya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang telah membukukan aset senilai Rp. 5,7 miliar, usaha koperasi serta kegiatan-kegiatan sosial termasuk pengadaan dua unit mobil ambulance di Sekretariat Kemawa Makassar.
“Dari beberapa hasil usaha tersebut, Alhamdulillah beberapa tahun terakhir ini kami memberikan beasiswa kepada para mahasiswa asal Wajo yang kurang mampu dan berprestasi untuk melanjutkan pendidikan. Total, ada 137 mahasiswa yang telah menerima beasiswa selama 4 tahun terakhir,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Yaksan, Kemawa ke depannya akan memprogramkan pembentukan komunitas-komunitas dari berbagai profesi untuk lebih mempererat komunikasi di antara masyarakat Wajo perantauan. “Misalnya, mereka yang bekerja di bidang pelayanan masyarakat, bisa memberi kemudahan bagi masyarakat asal Wajo yang mengurus sesuatu. Di samping itu, juga ada komunitas-komunitas lain, seperti komunitas dokter-dokter asal Wajo dan bidang profesi lainnya,” tandas Yaksan
Butuh Waktu Dua Tahun
Sementara itu, Wakil Bupati Wajo, Amran Mahmud, mengaku sangat merespon dukungan Kemawa-Hipermawa terhadap pemerintah kabupaten. “Olehnya itu, kami tak henti-hentinya meminta sumbangsih pemikiran dari para tokoh-tokoh dan mahasiswa asal Wajo dalam pembangunan Wajo mendatang,” harap Amran.
Diakuinya, selama ini masih banyak potensi Kabupaten Wajo yang belum digarap secara optimal. Hal itu diperparah dengan kondisi infrastruktur jalan yang masih memprihatinkan. Salah satunya, di Desa Awo Kecamatan Keera. Menurut wabup, sekira 300 warga yang mendiami desa itu belum menikmati listrik dengan kondisi jalan yang sangat memprihatinkan.
“Kami sadari, banyak potensi Wajo yang belum digarap optimal. Oleh karena itu, kami memohon kesempatan dua tahun untuk memaksimalkan potensi yang ada serta memenuhi hak-hak dasar masyarakat. Tekad kami sudah bulat untuk mewujudkan kemandirian dan pembaharuan di Wajo,” pungkas Amran.
Halal bi halal yang berlangsung selama empat jam itu juga dimeriahkan dengan penampilan musik gambus Al Jazirah serta hikmah halal bi halal yang dibawakan oleh Ustad H. Arifuddin Lewa. (*)
Komentar
Posting Komentar